Sungai Dan Tinta hitam oleh: Viviyen Jesnifa Harahap, Siswi Kelas XI MM

Di sebuah pesantren yang tak jauh dari sungai ada seorang santri yang memiliki sifat serba ingin tahu,namanya adalah Muhammad Ali bisa di panggil Ali. Waktu itu Ali pergi ke perpustakaan tak sengaja ia membaca buku yang berjudul” Sungai Dan Tinta hitam” . Melihat judulnya saja ia sudah tertarik , kemudian ia mengambil buku itu dan membacanya.
Setengah jam berlalu akhirnya Ali selesai membaca buku itu. Tetapi ia masih kefikiran dengan kaliamat yang ada di buku itu, kalimat itu berisi tentang perbandingan antara orang yang beriman dengan orang yang dzolim.
Kemudian ia memutuskan untuk menanyakannya kepada ustad Rahim, Ustad Rahim adalah Ustad yang sangat akrab dengan Ali. Ali mencari Ustad Rahim ke taman, ia pun menemukan Ustad Rahim di sana . Saat itu Ustad Rahim sedang membaca buku di taman. Kemudian ia menghampiri Ustad Rahim dan duduk di sebelahnya, belum sempat ia berkata Ustad Rahim sudah mengetahui kenapa Ali menemuiya sambil berkata
Ustad Rahim : “ Ya Ali prihal apa yang ingin kau tanyakan kepada ku?”.( sambil menutup bukunya).
Ali : “Emm... begini ustad tadi saya membaca buku di perpustakaan, di dalam buku itu berisi tentang perbandingan antara orang yang beriman dengan orang yang dzolim”.
Ustad Rahim tersenyum kemudian berkata.
Ustad Rahim : “ Mari sini saya tunjukan kepada mu, bisa tolong ambil kan segelas air dan tinta hitam “.( Ustad menyuruh Ali untuk mengaambilkannya).
Ali pun segera mengambilkannya. Kemudian memberinya kepada Ustad Rahim.
Ustad Rahim : “ Perhatikan , bayangkan segelas air itu adalah orang yang dzolim,sedangkan tinta ini adalah kotoran hati atau kemaksiatan. Kita di lahirkan ke dunia ini dalam keadaan suci . Setelah dewasa kita sudah bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Orang dzolim hatinya sedikit demi sedikt ternodai dengan kemaksiatan hingga lama kelamaan hatinya menjadi kelam. Sama halnya dengan segelas air ini, jika di teteskan tinta ini sedikit demi sedikit lama kelamaan akan menjadi kelam.
Ustad Rahim berhenti sejenak , dan mengajak Ali menuju sungai yang tak jauh dari pesantren. Sesampai mereka di sana Ustad Rahim melanjutkan perkataannya.
Ustad Rahim : “ Dan bayangkan sungai ini adalah orang yang beriman. Sama seperti kita mereka terlahir dalam keadaan suci ketika dewasa mereka mulai mengetahui mana yang baik dan yang buruk. Tetapi mereka berbeda, sejak kecil mereka selalu di ajarkan hal” yang baik, hingga mereka tua sehingga lama kelamaan hati merekan tetap terjaga ke suciannya apabila mereka tak sengaja melakukan kemaksiatan walaupun itu sedikit mereka langsung memohon ampunan kepada Allah SWT. sehingga hatinya selalu terjaga kesucianny. Sama halnya dengan sungai ini bila kita tuangkan tinta ini kedalamnya sedikit demi sedikit tinta itu tak membekas sedikit pun. Oleh karna itu kita harus bisa memilih kita mau masuk kedalam golongan orang - orang yang beriman atau orang – orang yang dzolim”.
Ali pun merasa puas dengan penjelasan Ustad Rahim,sambil tersenyum Ali telah memutuskan ia mau masuk kedalam golongan yang mana. Dan ia telah memutuskan bahwa ia ingin masuk kedalam golongan orang – orang yang beriman.
Kholas.
“Unzur ma kola wala tanzur man kola”
Share This Post To :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- MUDAHH DAN PRAKTIS!!!!! INI RESEP MANISAN DARI BELIMBING WULUH
- HIDROPONIK DAN VERTIKULTUR
- TUTORIAL SABLON DENGAN POLYFLEX
- Pena Menuju Sukses
- Hujan di penghujung hari Desember, oleh: Adinda Mutiara Gumay, Siswi Kelas XI MM
Silahkan Isi Komentar dari tulisan artikel diatas :
Komentar :
Kembali ke Atas